Translate

Minggu, 09 Februari 2014

Ini Aku

“Hey! Jangan lari! Gue cuma pengen tau lo siapa!” kata Fahru terhadap orang yang tak dikenal itu. “Maaf, aku tidak bermaksud untuk menguntit. Aku tidak berniat jahat. Sungguh.” Pria yang tak dikenal tergagap menjelaskan kepada Fahru. Sudah 2 hari berturut Fahri diikuti oleh lelaki yang tak dikenal dan misterius itu. Namun tiap kali tertangkap, terbata-bata ia menjelaskan ia tidak punya niat jahat terhadap Fahru. Kejadian itu sangat mengganggu bagi Fahru. Ia merasa tidak nyaman atas kehadiran lelaki misterius yang selalu mengikutinya dimanapun ia berada. Hari ini Senin tepat tanggal 11 Juni. Hari ini adalah hari ulang tahun Fahru yang ke 17 tahun. Di pagi itu Fahru berangkat ke sekolahnya SMU 09. Sesampainya ia di sekolah semua terlihat baik-baik saja. Tidak ada yang aneh yang terjadi pada dirinya dan juga teman-temannya. Fahru juga tidak ingat bahwa hari ini adalah hari lahirnya. Pada jam pertama pelajaran telah dimulai, Pak Santoso guru Sejarah di SMU 09 masuk dengan lelaki berambut hitam, bermata bulat, berkulit cerah. Wajah lelaki itu seperti wajah artis korea, mulus sekali. Putih bersih tampak sangat terawat. Ketika Pak Santoso masuk, seisi kelas masih bising dan acak-acakan. “Hey!!! Harap tenang! HEY!!! TENANG!!!” Lalu seisi kelas terdiam dan merapikan kursi yang letaknya sangat berantakan. Fahru kelihatan kaget saat melihat lelaki yang ada di samping Pak Santoso. Lelaki itu yang selama ini mengikuti Fahru selama ia berada di luar dan berpergian. Fahru semakin penasaran siapa sosok lelaki misterius itu. Wajah Fahru tampak gelisah dan berbisik ke teman yang duduk di belakangnya. “Eh Bro, itu tuh orang yang sering ngintilin gue.” “yang itu? Buset gantengnya ngalahin lu tuh.” “Sumpah tuh anak ngeselin banget. Kayak apaan coba gua diintilin terus. Tapi anehnya gua gak dicopet atau dibunuh gitu.” “Naksir kali tuh orang sama lu. Wkakakak” “PARAH LU! MAHO DONG!” “Ya, kali aja gitu.” Pak Santoso menyuruh laki-laki misterius itu memperkenalkan dirinya. “Baiklah. Sekarang kamu perkenalkan diri kamu ya.” “Iya Pak.” Lelaki itu pun kaget ketika melihat Fahru berada di kelas itu. Dia tak tau ingin berkata apa-apa lagi dan mungkin ia ingin lari jauh-jauh namun tidak mampu. “Per-perkenalkan. Na-na-nama saya Miko Setiawan. Saya pindahan dari Bandung.” “Oke, anak-anak. Ini teman baru kita. Semoga kalian bisa menerima Miko dengan baik di sini. Jangan ada yang jahil lagi. Mengerti itu? Khususnya buat Fahru.” “Loh, kok saya sih Pak? Saya ini orang baik-baik.” “kamu kan yang sering jahilin teman sekelas kamu. Bapak minta tolong sama kamu. Jangan bikin ulah lagi. Mengerti?” “Iya deh Pak.” “Baiklah Miko. Kamu duduk di sebelah… Nah, di sebelah Rian saja ya.” “Iya Pak. Terima kasih.” Selama pelajaran berlangsung, Miko tidak mengalihkan pandangannya dari Fahru. Fahru juga merasa bahwa ia sedang dipandangi oleh Miko. Fahru benar-benar gelisah dan salang tingkah. Rasa takut yang menyelimuti wajah Fahru membuat badannya keringat dingin dan gemetaran. “Ru, Fahru. Kenapa lo?” “Sumpah Ga. Gua parno banget sama tuh anak. Jangan-jangan dia beneran maho lagi. Dia ngelihatin gua terus dari tadi.” “Anjir. Seriusan lo?” “iya. Lu tau sendiri gua paling takut sama mahondes.” “Parah gila. Hati-hati aja ya. Wkwkwk” Ternyata memang benar. Sampai jam pelajaran habis pun Miko masih saja memperhatikan Fahru. Sebenarnya Fahru ingin menjahili Miko. Tapi semuanya gagal karena Miko dianggap aneh dan maho. Bel pulang berbunyi. Akhirnya Fahru terbebas dari Miko. Pandangannya itu sangat aneh. Benar-benar aneh. Di hari ulang tahun Fahru di tahun ini sama sekali tidak menyenangkan. Fahru berjalan menuju Kos-kosannya. Kosannya itu lumayan jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Fahru telah merangkai kegiatannya nanti. Namun ia mempunyai feeling seperti ada sesuatu yang mengganjal. Sesampainya di kosan ia terkejut bukan main. Ada seseorang yang sedang duduk di meja belajarnya. Dan orang itu adalah Miko. OH MY GOD. Apa yang sedang terjadi? Kenapa dia ada di sini? “WOY!!! Ngapain lo di sini?” Miko pun terkejut. “Hah? Maksudnya? Kamu yang ngapain di sini?” “Heh. Ini kamar gue!” “Kata ibu kos, ini juga kamar saya.” “Lo siapa sih? Ngapain sih lo ngintilin gue terus?” “Kalau untuk sekolah dan tinggal di kosan ini, sungguh aku tidak mengikutimu. Mungkin ini hanya kebetulan.” “Terus? Setiap gue keluar ngapain lo ngikutin gue?” Miko tidak menjawab pertanyaan dari Fahru. Dia menghampiri Fahru dengan memberikan kotak yang berupa kado kepada Fahru. “Selamat Ulang Tahun ya. Semoga kamu sadar apa yang sedang terjadi.” “maksud lo apa sih? Terus, lo tau dari mana kalau hari ini gue ulang tahun?” Belum sempat Miko menjawab Ibu kos mengetuk pintu kamar dan masuk untuk berbicara. “Eh, nak Fahru sudah pulang ya. Untuk sementara Miko sekamar sama kamu ya. Mas Romi sebentar lagi pindah kok, jadi menjelang pindah Miko di sini dulu.” “hah? Kok? Tapi Bu, dia sama yang lain aja deh ya.” “Lho, memangnya kenapa? Kamar yang lain sudah penuh. Satu-satunya kamar yang isinya hanya satu orang, ya kamu doang.” “Haduh, sial banget sih gue!” “Ya sudah, saya tidur di luar saja Bu. Saya hanya menitip tas dan barang-barang saya saja di sini.” “Nah lo. Jangan. Gak papa kamu tidur di sini saja. Kalau Fahru gak mau, bilang aja sama Ibu.” “Iya Bu.” Setelah Ibu kos keluar dari kamar, Fahru menyuruh Miko untuk pergi dan keluar dari kamarnya. “Eh, Lo keluar sekarang! Nih bawa kado ini! Gua gak butuh. Sekarang lo pergi.” Desak Fahru. “Iya, aku gak akan tidur di sini. Tapi aku minta tolong sama kamu untuk jagain barang-barangku.” Entah mengapa jantung Fahru berdebar dan merasa kasihan ketika melihat wajah Miko dan matanya yang berkaca-kaca. Tapi tetap saja Fahru tidak ingin hal aneh dan buruk terjadi pada dirinya jika Miko berada di sini. “Ya udah, gue bakal jagain barang-barang lo.” “Makasih ya.” “Lo maho ya?” Miko tidak menjawab atas pertanyaan Fahru, ia hanya tersenyum kecil dan meninggalkan kamar itu. “eh, mau kemana lo?” Tanya Fahru. “Aku mau ke Musholla.” Fahru semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Kalau dia h*mo, tidak mungkin dia taat sama agama. Sangat membingungkan. “ya udah, silahkan.” Setelah beberapa menit Miko belum juga kembali dari Musholla. Fahru sedang asik mendengarkan lagu kesukaannya menggunakan earphone sambil membolak-balikkan komik. Tanpa sengaja Fahru menyenggol ransel Miko yang tidak tertutup. Berserakanlah barang-barang yang ada di dalamnya. Saat ia ingin memasukkannya kembali, ia melihat ada foto seorang anak laki-laki yang sedang berulang tahun dan anak laki-laki itu adalah dirinya. Fahru terkejut saat melihat, begitu banyak fotonya di dalam ransel Miko. Fahru semakin tidak mengerti. Namun di antara banyaknya foto itu ada satu foto wanita yang sangat ia kagumi, yaitu Clara. Pikiran Fahru semakin kacau tak karuan. Sebenarnya apa yang sedang terjadi. Ia pandangi wajah wanita yang cantik itu dengan tersenyum kecil. Fahru mencoba mengingat masa lalu mereka ketika bersama. Clara memang anak perempuan yang bertingkah laku seperti seorang lelaki. Bisa dibilang tomboy. Sebenarnya Fahru menyukainya dari dahulu, tampaknya Clara pun begitu. Namun setelah mereka duduk di bangku SMP, seperti ada yang berubah pada diri Fahru. Ia semakin apatis dan seperti membenci Clara. Hingga pada saat Clara mengatakan bahwa ia menyukai Fahru, bahkan Fahru membentak dan menghina Clara. Fahru memang berubah saat ia berteman dengan para berandalan itu. Ia dipengaruhi dan menjadi anak yang sangat nakal. Hingga sampai sekarang ini. Namun saat kelas 2 SMP Clara pindah sekolah entah dimana. Semenjak itu pula Fahru merasa kehilangan seseorang yang sebenarnya selama ini ia kagumi dan ia nanti. Bagi Fahru itu semua sudah berlalu dan mungkin Clara tidak mungkin kembali untuk dirinya. (tok, tok, tok) Fahru tersentak dari lamunannya dan bergegas merapikan barang yang ada di ransel Miko. “iya, iya. Sebentar.” Jawab Fahru dengan panik. “maaf, aku sepertinya harus pergi dan pindah ke kosan lain.” “memangnya kenapa?” “Ya gak papa. Aku cuma gak mau mengusik dan menganggumu.” “Hmm, ya udah, terserah lo aja. Bagus juga sih kalau lo mau pindah.” Miko hanya tersenyum kecil. “Eh, tunggu sebentar deh. Gue pengen nanya sesuatu sama lo.” “tanya apa?” “Hm, sebelumnya maaf ya. Tadi gue gak sengaja nendang tas lo, terus isinya berantakkan. Pas gue liat, kok banyak foto gue waktu kecil ya? Lo siapa sih sebenernya? Oh iya, terus ada foto anak perempuan yang rada-rada eror gitu, si Clara. Lo siapa sih?” “Baiklah. Aku akan jujur. Aku adalah perempuan yang eror itu.” “hah? Maksudnya?” “Fahru, kamu inget gak waktu kamu menghina aku di depan semua orang? Kamu bilang, kamu bakal suka dan cinta sama aku kalau aku berubah menjadi lelaki sungguhan. Dan sekarang kamu lihat, aku sudah berubah menjadi lelaki sungguhan. Kamu bahkan jijik melihatku semenjak kamu bermain bersama teman-teman baru kamu yang berandalan itu. Kamu menghina aku perempuan sinting. Aku gak pernah nyangka kamu jadi begini Ru.” “hah? Sumpah gue gak percaya.” “Aku tau Fahru, kamu benci sama perempuan yang tomboy. Aku sadar, dan aku gak akan pernah mengejar kamu lagi. Di hari ulang tahun kamu ini aku ungkapkan lagi, bahwa aku akan tetap sayang sama kamu meskipun kamu benci sama aku. Ini adalah ungkapan yang kedua kalinya yang pernah aku utarakan ke kamu. Di ulang tahunmu yang ke 14 waktu itu mungkin adalah hari terburuk yang pernah aku temui. Tapi percayalah, aku tetap ada untukmu jika kamu membutuhkan aku seperti janji di masa kecil kita yang pernah kita ucapkan di sepanjang jalan Mayor waktu itu. Aku mengutuk diriku sendiri karena aku tidak sanggup mendengar hianaan itu Ru. Kutukan ini akan kembali kalau kamu memang tulus cinta sama aku. Tapi aku rasa semuanya gak mungkin.” “Semuanya mungkin Ra!” “Maksudnya?” “Jujur, aku selama ini kehilangan cewek jagoan yang aku banggain. Apalagi ketika kamu pindah sekolah. Jujur aku sangat kehilangan dan menyesal pernah menghina kamu di depan semua orang. Aku kangen banget sama Clara. Wanita yang rada-rada eror yang aku kagumi sejak masih kanak-kanak. Aku bahkan ingin mengatakannya, tapi aku tidak pernah bisa Ra. Aku marah dan benci karena kamu lebih mendahului aku untuk mengatakannya. Aku malu sebagai seorang lelaki yang tidak bisa mengungkapkan perasaanku terhadap wanita yang aku cintai selama ini. Aku merasa bahwa aku adalah lelaki yang paling hina di mata dunia. Dan aku sangat bangga sama kamu Ra. Kamu berani mengungkapkannya tanpa ragu. Aku malu.” “Ru. Aku menyukaimu dan mencintaimu bukan lewat ungkapan. Tapi aku menunjukkan bagaimana cara aku mencintaimu, itu yang lebih penting.” “Clara, maafkan aku. SUMPAH AKU CINTA KAMU! Hingga saat ini aku masih mencintai kamu. Dan belum pernah aku menyinggahi hati wanita lain setelah kamu pergi begitu lama. Hanya kamu yang aku nanti Clara.” Tak disangka Clara berubah menjadi wanita yang sangat cantik. Fahru ternga-nga dan tidak percaya ketika melihat begitu cantiknya Clara dengan rambut panjang terurai. Fahru adalah pria paling beruntung bisa mendapatkan Clara. Ini bahkan menjadi kado terindah dalam hidup Fahru. Yaitu mendapatkan kembali apa yang selama ini ia nanti. Dan Clara pun senang ia bisa kembali seperti semula. Dan ia berjanji akan mengubah sikapnya menjadi wanita yang feminim. Akhirnya Fahru dan Clara bisa bertemu kembali dengan cara yang sangat ajaib dan menakjubkan.
Posted By: allandia

Ini Aku

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us

About Us

Advertisment

Like Us

© Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan .welcome in my blog:) ALANDIA All rights reserved | Theme Designed by allaandia Bloggera Templates